Horor! Ini Malam Terhoror, Percayalah!

Seperti malam lainnya yang sudah berlalu. Tablet sudsh menunjukkan pukul 02:45. Saat dimana biasanya aku melakuka  ritual produktif (ngetik, nugas, ngaji).
Ya tapi itu biasanya kalau sepi orang. Kalau rame orang mah isin. Reflek ngerjain rutinitas ngumpet ngumpet. Biar ga dibilang ria (bukan nama orang). Sekarang ini kamar lagi penuh sama 4 orang teman yang sedang datang menginap. Si dimas yang datang-datang tidur, si Ali yang ngikut Zaky. Terus orang ke empat siapa?
Dimas, Ali, Zaky.
1. Dimas, 2. Ali, 3. Zaky.
Loh satu lagi siapa ini?
#mendadakngeri
Ternyata perasaan tidak nyaman mendadak muncul. Aku coba kembali menghitung ulang tamu di kamarku.
Dimas...
Ali...
Zaky...
"Bismillah" ucapku dalam hati sambil terus menghitung
Zaky.
Ah iya benar 4 orang. Zaky kan dihitung dua. Alhamdulillah semua manusia.

*ditampar pembaca

Memang pengalaman yang akan tertulis di tablet ini pengalaman horor. Tapi bukan candaan di atas.

Walau memang betul kalau Zaky dihitung dua.
Malam-malam masih terjaga memang selalu membuat kerongkongan dan tenggorokan ini cepat haus. Mungkin pengaruh udara yang dingin.
Berdiri dari kasur. Ambil gelas di atas lemari. Buka pintu kamar menuju dapur yang letaknya cuma terpisahkan oleh satu kamar disampingku.
Udara di luar kamar begitu sejuk. Kalau dingin mah udah terlalu mainstream dalam kebanyakan cerita horor

Dalam hitungan detik aku sudah di dapur menghampiri dispenser air.
Glup... glup... glup.. bunyi air dan udara berbaur di dalam galon dispenser.
Gluk... gluk... gluk... bunyi air yang mulai masuk ke dalam mulut.
Guk... guk... guk... eh loh anjing tetangga pake ikutan bunyi jg. Sepertinya dia haus juga.

Lucunya...
Tumben akj tidak langsung kembali ke kamar. Masih terdiam di depan dispenser.
Perasaan ganjal membuat otak yang berkarat karena kebanyakan nyebur di air garam ini berfikir.
"..............." memang ga bisa mikir ternyata.
Begitu aku mau berbalik kembali ke kamar. Terlihat proyeksi bayangan hitam bergerak di lantai. Dengan santainya ku tengok ada apa di atas kepalaku. Ternyata banyak serangga bertebangan di seputar lampu.

Monolog di bawah ini berlangsung tanpa terucap. Hanya terucap oleh hati.
"Hoo.. tawon"
"Tawon..."
"......."
"Itu tawon kan?"
"Banyak amat"
"......"

Masih terdiam di posisi yang sama dan ada seekor yang terbang melintasi mataku. Persis di depan mata. Hingga aku bisa mendengar jelas bunyi kepakan sayapnya yang begitu cepat.
Hingga aku melihatnya seolah-olah lebih besar dari biasanya.

"Hahaha.." ucapku dengan muka menyedihkan.

Tanpa punya waktu untuk berfikir lagi tubuhku refleks lari dan masuk ke kamar. Mengunci pintu dua putaran kunci pintu dan menyempatkan  badan di antara Dimas dan Zaky dan Zaky.
Berharap hal yang menakutkan daripada hantu barusan segera hilang.


------------------------------------------------------------
Ditulis menggunakan tab di antara dua gumpalan lemak
saking takutnya dan masih shock atas apa yang dilihat

0 komentar:

Posting Komentar