Candaan yang menurutku bisa saja jadi kenyataan.
Aku memang kurang berilmu dibandingkan ikhwan-ikhwan yang lain. Namun aku siap semisal aku memberikan mereka mentoring. Tapi apa daya jarakku dengan mereka terpaut 500km lebih, bahkan hampir 600km (lupa pastinya). Aku bahkan tidak bisa memberikan semangat kepada adik-adikku yang beranjak kelas XII untuk memegang kelas X.
Lantas dimana peranku? tanyaku heran.
Namun inilah ajaibnya menulis.. seketika kepalaku menjadi dingin lagi. Dan dapat memikirkan hal dengan jernih.
Inilah bagaimana dakwah mengajari kami. Bukti bahwa seorang pemimpin dinyatakan berhasil adalah saat ia mampu mencetak generasi penerusnya. Sehingga estafet perjuangan dakwah ini tidaklah putus. Oleh karena itu lah pada umumnya di setiap lembaga pasti memiliki yang namanya PSDM atau bidang kaderisasi. Kalau memang kurang sumber daya atau tidak ada, yasudah marilah kita ciptakan penerusnya. Dan juga dakwah mengajarkan kita untuk terbiasa perjalanan 5 jam demi kebermanfaatan 1 jam yang nantinya justru menjadi kontinu. Tak masalah kita lebih banyak menghabiskan waktu dalam persiapan. Toh dalam kepanitiaan pun seperti itu. Berhari-hari persiapan hanya untuk satu hari acara, atau bahkan setengah hari hingga 3 jam.
Tak perlu kita habiskan waktu kita untuk berpusing ria, apalagi mengeluh. Cuma akan menjadi beban justru akan memberatkan langkah-langkah perjuangan kita. Memang tidak semudah saya menulis dalam melaksanakannya nanti.. namun tidak ada salahnya kita mencoba kan?
Tak perlu bingung kakak-kakakku... Allah maha kaya.. bukan hanya dana, namun pasti Allah akan memberikan kita sumber daya yang siap melanjutkan estafer perjuangan ini. Dengan syarat kita siap untuk menyisihkan lebih waktu kita dalam mempersiapkannya..
:-)
untuk : kak irawan, kak idris, kak warits, rekan-rekan Ash-shaff dan adik-adik ikrema
0 komentar:
Posting Komentar