Topeng-topeng non-comfort zone

"don't judge the book by its cover"
 
Kalimat tersebut sudah sering kali ya kita ucapin dalam sehari-hari kita. Apalagi rangkaian kata-kata tersebut bisa dibilang paling gue inget dalam bertindak sehari-harinya karena kebiasan untuk membuat topeng-topeng kepribadian yang gue lakukan.
Hidup kok banyak topeng?
Hidup itu ya harus apa adanya... kata orang sih gitu.. #katanya
Tapi karena gue itu antimainstream, jadi ya rada berbeda gitu deh.
Oke! cukup basa-basinya!

Ada sebuah teori tentang comfort zone :
we all have a comfort zone where everything feels safe and familiar.  
Itulah zona nyaman kita, sebuah kondisi dimana kita akan hidup dengan tentram.
It's reality! But, itu hanyalah hasil dari pemikiran akal kita. Pada nyata bila kita terlalu lama di dalam comfort zone justru itu akan melemahkan kita. You WEAK!
Hidup itu adalah petualangan tiada henti. Buat apa coba kita berlama-lama berhenti di pit stop, cuma bikin kita ketinggalan lap dibandingkan yang lain. Begitulah definisi sebenernya comfort zone kalau dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
“You have to be uncomfortable in order to be successful, in some ways. If you stay in your comfort zone! You would never do the things that you need to do. And you won't learn anything”
Kalau memang kita mau berkembang maka keluar saja dari comfort zone tersebut. Dan menikmati tantangan-tantangan baru di petualangan yang menanti di luar sana.
Tapi tentu untuk menyambut petualangan di luar sana tidak sedikit persiapan kita. Mulai dari bekal, persiapan mental, hingga pengorbanan-pengorbanan. Dan tidak sering kita harus beradaptasi ketika sudah sampai di stage (anggap aja game yang ada stage-stage difficulty-nya) yang akan kita lalui. Termasuk beradaptasi sifat. Sebab tidak sedikit kondisi dimana kita terkadang harus mampu menyesuaikan sifat kita agar bisa berperan semaksimal mungkin (sekarang ceritanya lagi main RPG nih). Atau bahkan sampai mengubah sifat kita secara total, atau berpura-pura.
"hidup ini adalah sandiwara dalam panggung-panggung yang begitu banyak"
 Ya hidup ini adalah panggung-panggung kehidupan. Stage dimana kita harus perform dengan topeng-topeng. Topeng-topeng itulah yang akan mengantarkan kita pada kenikmatan bermain. Seperti contoh peribahasa serigala berbulu domba. Tidak sedikit juga kita menjumpai seseorang yang berpenampilan seperti orang baik padahal sejatinya ia lebih buruk dari pembunuh seribu orang.
Bila kita berfikir seperti orang tersebut maka pasti sangat menyenangkan sekali menjadi seperti itu.
Suatu kesenangan tersendiri bukan?
Ya itu kalau kita berbicara orang jahat...
Kita ambil contoh seorang mahasiswa yang sebenarnya BISA, tapi ia selalu berusaha untuk tampak sebagai TIDAK BISA. Cemooh-cemooh pun dilontarkan kepada mahasiswa tersebut. Hingga akhirnya ketika tiba masa-masa pembuktian dimana teman-temannya yang tadinya mencemooh ia ternyata tidak mampu berdiri di panggung yang lebih tinggi dari ia. Jangankan yang lebih tinggi, sama pun tidak.
Di atas tadi adalah contoh netralnya.
Contoh baik? banyak sekalii... lihat saja sahabat-sahabat Nabi.

Tapi untuk mampu mengenakan topeng demi petualangan di dunia luar tersebut kita perlu mental yang cukup kuat. Sebab tidak sedikit kata-kata dan hal-hal negatif yang akan dilontarkan untuk meretakkan topeng kita. Tapi asal idealisme kita kuat... maka tidak ada yang tidak bisa.
Sebab potensi manusia itu tidak punya batas yang dapat mengekang perkembangan kita.

Nah jadi dimana kita?
Masih di dalam comfort zone atau sudah menikmati petualangan di dunia luar yang penuh dengan tantangan dan stage-stage untuk evolusi (memangnya digimon) kita?

0 komentar:

Posting Komentar